Sunday, January 21, 2007

Suka, Duka n Kepedihan

"..
Sukamu adalah dukamu yang dilepas topengnya.
Dan dari sumber yang sama, tawamu seringkali muncul bersama airmatamu.
Dan bagaimana pula itu bisa?
Semakin dalam duka terukir dalam hatimu, semakin banyak suka yang bisa ditampungnya.
Bukankah cawan yang berisi anggurmu adalah cawan yang juga dibakar di tungku tukang tembikar?
Dan bukankah sitar yang menenangkan jiwamu adalah juga kayu yang ditatah dengan pisau?

Ketika kau bersuka, pandanglah hatimu dalam-dalam dan akan kau ketahui bahwa yang telah memberimu duka adalah juga yang memberimu suka.
Jika kau berduka, pandanglah lagi hatimu dalam-dalam, dan kau akan mengetahui bahwa sebenarnya kau menangisi apa yang sebelumnya merupakan sukamu.
..."(Kahlil Gibran, The Prophet, 1923)


"...
Kepedihanmu adalah pecahnya tempurung yang membatasi pengertianmu.
Seperti halnya biji buah harus memecah, agar intinya bisa berhadapan dengan matahari, begitu jugalah kau harus mengenal kepedihan.
Dan jika kau membiarkan hatimu terpesona oleh keajaiban sehari-hari dalam hidupmu, maka kepedihanmu akan terasa sama indahnya dengan kegembiraanmu;
Dan kau akan menerima musim-musim hatimu, seperti halnya kau selalu menerima musim-musim yang berlalu di ladang-ladangmu.
Dan dalam keheningan kau saksikan musim-musim dingin dalam kedukaanmu.
..."(Kahlil Gibran, The Prophet, 1923)

0 comments: